
Saat ini, di Indonesia, ada fenomena baru di dunia layar kaca yang sanggup mengalahkan kecintaan sebagian warga pada sinetron buatan dalam negeri: serial Mahabarata. Bukan hanya karena kisah sepak terjang Pandawa melawan Kurawa yang lekat dengan budaya masyarakat kita, karena tersebarnya legenda asli India ini melalui wayang kreasi Wali Songo. Kegantengan aktor-aktor yang bermain di dalamnya—terutama Krishna—mampu mencuri hati dan memikat penonton TV yang kebanyakan ibu-ibu. Namun, meski saya tidak terlalu menggemari versi serial yang tayang di TV sekarang, saya amat menyukai legenda ini, terutama tokoh Drupadi, permaisuri Pandawa.
Palace of Illusion atau Istana Khayalan merupakan novel karya Chitra Banerjee Divakaruni yang menurut saya dengan sangat baik menceritakan ulang epos Mahabarata dari sudut pandang seorang tokoh wanita sentral, yakni Drupadi. Salah satu bagian yang membuat saya terkesan saat membaca novel itu adalah paparan tentang bagaimana Drupadi dan Pandawa merancang istana Hastanipura yang amat mereka cintai—meski akhirnya jatuh juga ke tangan Kurawa karena kecurangan Sengkuni di meja dadu.

Istana Khayalan yang mereka rancang sungguh indah dan bergelimang keajaiban—dan yang terpenting, mencerminkan jati diri mereka. Drupadi, misalnya, merancang adanya air dan taman yang indah di mana-mana, karena ia tumbuh besar di istana berlingkungan gersang. Ada juga Arjuna yang menginginkan menara tinggi menjulang yang melambangkan kebesaran Pandawa. Lain halnya Bhima yang menginginkan tungku-tungku ajaib berkapasitas luar biasa untuk memenuhi hobi memasaknya.
Nah, meski saya tidak menginginkan rumah sebombastis itu—untuk apa juga toh ya?—tapi saya juga punya gambaran yang ideal dari sebuah rumah. Ada pepatah yang berkata, Home is where the love is. Saya sepakat dengan itu, meski saya pun ingin menambahkan bahwa rumah harus menggambarkan siapa diri kita. Apa yang kita sukai, apa yang kita anggap penting dalam hidup, mimpi-mimpi kita, gaya hidup kita, kerinduan kita yang terdalam, semua akan tecermin di sana. Untuk apa kita punya rumah yang modern dan serba berteknologi tinggi, padahal sejatinya kita pribadi yang sederhana?Continue reading “Impian Membangun Rumah yang Mengayomi Alam”
You must be logged in to post a comment.